Bulan: November 2022

Menilik Berita Laporan UNESCO Perihal Perubahan Iklim

FEBIIAINKERINCI.ID, Jakarta - Laporan terupdate UNESCO menceritakan, sepertiga gletser yang termasuk dalam situs Warisan Dunia akan menghilang pada 2050 sebab pengaruh perubahan iklim. Salah satu gletser ikonik yang akan sirna ialah gletser terakhir puncak Gunung Kilimanjaro, Tanzania.

Hasil penelitian UNESCO bersama Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) menampilkan, gletser-gletser ini mengalami erosi yang kian pesat semenjak tahun 2000 sebab emisi karbon dioksida (CO2).

Menurut studi, sebanyak 58 miliar ton es sirna tiap-tiap tahun atau sepadan dengan pemakaian air tahunan Perancis dan Spanyol. Abrasi ini juga menyebabkan hampir lima persen kenaikan permukaan laut global.

Menyelamatkan Gletser-Gletser Lainnya

Berdasarkan UNESCO, sepertiga gletser yang termasuk Situs Warisan Dunia telah tak dapat diselamatkan, terlepas dari beraneka upaya untuk menuntaskan perubahan iklim. Melainkan, laporan itu juga menceritakan bahwa masih ada keinginan untuk menyelamatkan dua pertiga gletser lainnya.

“Laporan ini ialah ajakan untuk berperilaku. Cuma pengurangan pesat dalam tingkat emisi CO2 kita yang bisa menyelamatkan gletser dan keanekaragaman hayati luar umum yang bertumpu padanya," kata Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay.

Azoulay menambahkan, Konferensi Tingkat Tinggi ke-27 mengenai perubahan iklim atau COP27 akan mempunyai peran penting untuk menemukan solusi. "UNESCO berhasrat untuk mendorong negara-negara dalam mengejar tujuan ini," ujar ia.

Beberapa Situs Warisan Dunia Terancam Punah

Kecuali pengurangan emisi karbon secara drastis, UNESCO mengadvokasi penggalangan dana internasional baru untuk pemantauan dan pelestarian gletser. Dana hal yang demikian akan mendorong penelitian yang komprehensif, mempromosikan jaringan pertukaran antara seluruh pemangku kepentingan dan mengaplikasikan langkah-langkah peringatan dini dan pengurangan risiko petaka.

Kehilangan Gletser Membawa Pengaruh Besar

Separuh dari umat manusia bertumpu secara lantas atau tidak lantas pada gletser sebagai sumber air mereka untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, dan listrik. Gletser juga ialah pilar keanekaragaman hayati dan memberi makan banyak ekosistem.

“Dikala gletser mencair dengan pesat, jutaan orang menghadapi kelangkaan air dan peningkatan risiko petaka alam seperti banjir, dan jutaan lainnya mungkin bereksodus pengaruh kenaikan permukaan laut," kata Direktur Jenderal IUCN Bruno Oberle.

Ia mengatakan, laporan terupdate dari UNESCO dan IUCN ini menyoroti keperluan mendesak untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan berinvestasi dalam Solusi Berbasis Alam. Berdasarkan Oberle, langkah-langkah hal yang demikian bisa menolong menahan perubahan iklim dan memungkinkan manusia untuk lebih mengikuti keadaan dengan pengaruhnya.

Dikutip dari BBC, situs Warisan Dunia yang akan kehilangan gletser pada 2050 yaitu:

• Hutan Hyrcanian (Iran)
• Taman Nasional Durmitor (Montenegro)
• Taman Nasional Virunga (Republik Demokratik Kongo)
• Area Wisata Pemandangan dan Bersejarah Huanlong (Cina)
• Taman Nasional Yellowstone (Amerika Serikat)
• Taman Nasional Gunung Kenya/Hutan Alam (Kenya)
• Pyrenees Mont Perdu (Prancis, Spanyol)
• Taman Nasional Pegunungan Rwenzori (Uganda)
• Dataran Tinggi Putorana (Rusia)
• Arena Tektonik Swiss Sardona (Swiss)
• Taman Nasional Nahanni (Kanada)
• Taman Nasional Lorentz (Indonesia)
• Sistem Alami Cagar Alam Pulau Wrangel (Rusia)
• Taman Nasional Kilimanjaro (Tanzania)
• Taman Nasional Yosemite (Amerika Serikat)
• Dolomit (Italia)
• Hutan Virgin Komi (Rusia)